Sebagaimana diketahui dalam penulis artikel di jurnal, kita mengenai istilah penulis dan penulis korespondensi. Penulis dapat terdiri dari 1 hingga beberapa orang. Urutan penulis dibuat berdasarkan besarnya kontribusi atas artikel yang ditulis. Yang menjadi Penulis Pertama merupakan orang yang mempunyai kontribusi paling besar dalam artikel tersebut, penulis kedua lebih besar kontribusinya dari pada penulis ketiga, begitu seterusnya. Misalnya, sebuah artikel yang ditulis oleh mahasiswa dan dosen, jika kontribusi mahasiswa lebih besar, maka Penulis Pertamanya adalah sang mahasiswa, bukan Dosen, begitu juga sebaliknya.
Lalu siapa penulis korespondensi, dia adalah salah seorang dari daftar penulis yang ada dalam suatu artikel (posisinya bisa saja penulis kedua, penulis ketiga ataupun penulis terakhir), biasanya dalam artikel diberi tanda * dibelakang nama/emailnya. Dia adalah orang yang bertanggungjawab penuh dalam melakukan korespondensi dengan editor sebelum naskah publish dan bahkan setelah naskah publish menjadi korespondensi dengan pembaca atas kualitas artikelnya. Dalam tata kelola jurnal, maka yang menjadi penulis korespondensi adalah orang yang mensubmit naskahnya di jurnal, merespon setiap permintaaan dari editor. Jika ada sebuah naskah yang disubmit oleh seorang mahasiswa disebuah jurnal, maka si mahasiswa adalah korespondensi author, karena dialah yang akan merespon perbaikan2 yang diminta oleh Editor Jurnal.
Dalam beberapa kasus, level antara penulis pertama dan penulis korespondensi ini hampir/bahkan sama, misalnya dalam mendapatkan insentif dan kum untuk naik pangkat. Maka sudah selayaknyalah ini menjadi perhatian utama bagi para author yang akan submit naskah ke sebuah jurnal. Penulis yang mensubmit artikel ke Jurnal OTOMATIS menjadi PENULIS KORESPONDENSI di naskah tersebut.
Demikian sedikit pemahaman saya tentang penulis korespondensi dan berbagi dalam tata kelola jurnal, khususnya di Jurnal RESTI, semoga menjadi perhatian bersama dan mohon masukannya. Terima kasih.
Yuhefizar (Editor in Chief)